selama 12 tahun aku sudah mengalami bagaimana rasanya menjadi seorang murid dari TK sampai saat ini aku duduk di bangku kelas 2 SMA. banyak pengalaman menarik yang dapat aku ambil dari semua itu dari dimarahi guru, mengerjai guru sampai disayang guru, semua itu telah terukir dalam benakku. awalnya aku termasuk seorang yang pemalu saat duduk di bangku Sekolah Dasar, namun kini berubah aku merupakan sosok seorang yang bisa dibilang gadis agak pemberani. semua itu berkat jasa para guru-guruku, dari banyaknya guru yang telah mengajarkannku, ada sosok guru yang dapat merubah aku seperti ini, beliau adalah bapak Dadija Oetomo.
Bapak Dadija Oetomo adalah guruku saat aku duduk di bangku kelas 2 SMP. beliau sosok guru yang tegas , disiplin dan berwibawa.beliau guru olahraga dan fisika serta saat itu beliau menjadi wali kelasku. beliau telah mengajarkanku bagaiman menjadi seorang yang berani dalam melakukan sesuatu. walaupun beliau mempunyai wajah yang galak tapi sesungguhnya dibalik semua itu penuh dengan keinginagn merubah muridnya menjadi sosok yang diinginkan, disamping itu beliau juga sosok yang humoris dan mempunyai pengetehuan yang begitu luas. aku sangat suka dengan jiwanya itu . ada sebuah pengalaman dimana saat itu pelajaran kesenian dalam sekelas dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri atas 3 orang anak , karena ada salah satu anak yang tidak masuk sehingga ada satu kelompok yang terdiri dari 2 orang. namun saat sebuah kelompok yang terdiri dari 2 kelompok ini disuruh maju pertama ke depan untuk menyanyikan lagu mars SMP, tidak aa yang maju karena tidak ada yang mau menjadi kelompok tersebut, akhirnya tanpa basa-basi beliau langsung menyuruh kami untuk pulang saja karena saat itu pelajaran trakhir. dengan berat hati kami pulang. dalam benak kami semua sadar bahwa kebersamaan itu perlu tanpa melihat siapa sosok teman itu dan harus ada jiwa pemberani. besoknya kami meminta maaf pada beliau dan kami mendapat hikmah dibalik semua itu.
ini adalah pengalaman bersama guruku Bapak Dadija Oetomo yang dapat merubah sosokku dari pemalu menjadi pemberani. TERIMA KASIH ENKAU TELAH MERUBAHKU MENJADI SEPERTI INI....DIRIMU TAKKAN AKU LUPAKAN SEUMUR HIDUPKU!!!!!!!
Rabu, 25 November 2009
Rabu, 11 November 2009
KOKOH MENCETAK GENERASI JUARA ATLET BULUTANGKIS MASA DEPAN INDONESIA
0
Diposting oleh
mayadiana susilowati ningsih at 02.13
Perekrutan Atlit PB Djarum
Audisi Kawah Candradimuka
Dalam dunia bulutangkis, PB Djarum merupakan kawah candradimuka untuk mencetak atlit-atlit bulutangkis berkualitas. Melalui PB Djarum inilah, lahir pebulutangkis handal yang mengharumkan nama Indonesia di dunia bulutangkis seperti Christian Hadinata, Liem Swie King, Ivana Lie, Hastomo Arbi, Hariyanto Arbi, Eddy Hartono, Fung Permadi, dan lain-lain. Tak heran bila perekutan bagi tim bulutangkis PB Djarum sudah menjadi agenda tahunan, dan diharapkan mampu mencetak atlit yang handal serta mengharumkan kembali nama tim bulutangkis Indonesia di jagad bulutangkis.
Bertempat di GOR Djarum, Jati, Kudus, Sabtu (5/7) berlangsung kegiatan perekutan bagi anggota PB Djarum. Tercatat jumlah pesertanya mencapai 445 orang, yang mana ada peningkatan sebanyak dua kali dibandingkan tahun lalu. Sedangkan yang lolos seleksi pada hari pertama sebanyak 82 orang. Mereka terdiri 52 laki-laki dan 30 perempuan. Jumlah ini akan menyusut sampai seleksi akhir Jumat (11/7). "Dalam merekut kami tak punya target jumlah peserta, yang penting bagus tentu akan kami ambil," kata Bapak FX Supanji Ketua PB Djarum. Mereka yang direkrut untuk digembleng di PB Djarum adalah atlit berusia antara 11-14 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan bila ada atlit usianya diatas 14 tahun tetapi memiliki prestasi yang bagus di PB lain, untuk diterima menjadi penghuni PB Djarum di Kudus. "Asalkan sesuai prosedur yang telah ditetapkan dari PBSI, istilahnya mutasi transfer," tambah Pak Panji.
Lantas mengapa yang dipilih adalah atlit berusia maksimal 14 tahun? "Karena kami ingin mengadakan pembibitan dari yang kecil dulu, kalau usianya sudah 15 tahun biasanya untuk mereka yang berprestasi," jelas Pak Panji. Selanjutnya Pak Panji berharap dengan adanya kaderisasi berupa pembibitan atlit di lingkungan PB Djarum, maka nantinya akan mencetak pebulutangkis unggul dan berprestasi serta bulutangkis bisa menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. "Walaupun kemarin Tim Piala Thomas dan Uber gagal, namun animo masyarakat kita terhadap bulutangkis masih cukup tinggi, terbukti dengan meningkatnya jumlah pendaftar di PB Djarum ini jumlahnya mencapai dua kali lipat dari tahun lalu," tandas Pak Panji.
Meskipun setiap tahun merekut anggota baru, namun pembinaan yang dilakukan para pelatih di PB Djarum juga terus diinovasi misalnya mengenai pengenalan teknik, mental, dan fisik. Sementara itu Kepala Admin PB Djarum, Bapak Eddy Prayitno menjelaskan bahwa tidak cuma inovasi terhadap pelatihan bagi tim PB Djarum, melainkan PB Djarum perlu meneliti tim pelatih agar nantinya bisa menularkan ilmu berguna bagi atlit didikannya. "Kalau soal teknik, atlit bulutangkis sudah cukup memahami, tetapi motivasi mereka masih kurang, dan kini bagaimana para pelatih bisa membangkitkan motivasi para atlit PB Djarum agar mereka tidak melempem lagi," tegas Pak Eddy Prayitno.
Kiat PB Djarum untuk mencetak atlit-atlit nasional yang berkualitas, merupakan tantangan tersendiri. Menurut Pak Eddy Prayitno untuk mencetak pemain handal seperti Maria Kristin misalnya, membutuhkan waktu sekitar 10 tahun dari saat awal bergabung di PB Djarum untuk bisa sukses seperti pada masa sekarang ini. Itulah target yang harus dicapai PB Djarum untuk para pebulutangkisnya. PB Djarum sendiri juga melibatkan pelatih bulutangkis asal China yaitu Fang Kai Xiang, disamping pelatih yang juga mantan pahlawan Piala Thomas Indonesia tahun 1984 yaitu Hastomo Arbi dan beberapa pelatih lainnya seperti Agus Dwi Santoso, Joko Rusmanto, Ellen Angelina.
Laporan: Handry TM, Nugroho - Planet Badminton
Audisi Kawah Candradimuka
Dalam dunia bulutangkis, PB Djarum merupakan kawah candradimuka untuk mencetak atlit-atlit bulutangkis berkualitas. Melalui PB Djarum inilah, lahir pebulutangkis handal yang mengharumkan nama Indonesia di dunia bulutangkis seperti Christian Hadinata, Liem Swie King, Ivana Lie, Hastomo Arbi, Hariyanto Arbi, Eddy Hartono, Fung Permadi, dan lain-lain. Tak heran bila perekutan bagi tim bulutangkis PB Djarum sudah menjadi agenda tahunan, dan diharapkan mampu mencetak atlit yang handal serta mengharumkan kembali nama tim bulutangkis Indonesia di jagad bulutangkis.
Bertempat di GOR Djarum, Jati, Kudus, Sabtu (5/7) berlangsung kegiatan perekutan bagi anggota PB Djarum. Tercatat jumlah pesertanya mencapai 445 orang, yang mana ada peningkatan sebanyak dua kali dibandingkan tahun lalu. Sedangkan yang lolos seleksi pada hari pertama sebanyak 82 orang. Mereka terdiri 52 laki-laki dan 30 perempuan. Jumlah ini akan menyusut sampai seleksi akhir Jumat (11/7). "Dalam merekut kami tak punya target jumlah peserta, yang penting bagus tentu akan kami ambil," kata Bapak FX Supanji Ketua PB Djarum. Mereka yang direkrut untuk digembleng di PB Djarum adalah atlit berusia antara 11-14 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan bila ada atlit usianya diatas 14 tahun tetapi memiliki prestasi yang bagus di PB lain, untuk diterima menjadi penghuni PB Djarum di Kudus. "Asalkan sesuai prosedur yang telah ditetapkan dari PBSI, istilahnya mutasi transfer," tambah Pak Panji.
Lantas mengapa yang dipilih adalah atlit berusia maksimal 14 tahun? "Karena kami ingin mengadakan pembibitan dari yang kecil dulu, kalau usianya sudah 15 tahun biasanya untuk mereka yang berprestasi," jelas Pak Panji. Selanjutnya Pak Panji berharap dengan adanya kaderisasi berupa pembibitan atlit di lingkungan PB Djarum, maka nantinya akan mencetak pebulutangkis unggul dan berprestasi serta bulutangkis bisa menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. "Walaupun kemarin Tim Piala Thomas dan Uber gagal, namun animo masyarakat kita terhadap bulutangkis masih cukup tinggi, terbukti dengan meningkatnya jumlah pendaftar di PB Djarum ini jumlahnya mencapai dua kali lipat dari tahun lalu," tandas Pak Panji.
Meskipun setiap tahun merekut anggota baru, namun pembinaan yang dilakukan para pelatih di PB Djarum juga terus diinovasi misalnya mengenai pengenalan teknik, mental, dan fisik. Sementara itu Kepala Admin PB Djarum, Bapak Eddy Prayitno menjelaskan bahwa tidak cuma inovasi terhadap pelatihan bagi tim PB Djarum, melainkan PB Djarum perlu meneliti tim pelatih agar nantinya bisa menularkan ilmu berguna bagi atlit didikannya. "Kalau soal teknik, atlit bulutangkis sudah cukup memahami, tetapi motivasi mereka masih kurang, dan kini bagaimana para pelatih bisa membangkitkan motivasi para atlit PB Djarum agar mereka tidak melempem lagi," tegas Pak Eddy Prayitno.
Kiat PB Djarum untuk mencetak atlit-atlit nasional yang berkualitas, merupakan tantangan tersendiri. Menurut Pak Eddy Prayitno untuk mencetak pemain handal seperti Maria Kristin misalnya, membutuhkan waktu sekitar 10 tahun dari saat awal bergabung di PB Djarum untuk bisa sukses seperti pada masa sekarang ini. Itulah target yang harus dicapai PB Djarum untuk para pebulutangkisnya. PB Djarum sendiri juga melibatkan pelatih bulutangkis asal China yaitu Fang Kai Xiang, disamping pelatih yang juga mantan pahlawan Piala Thomas Indonesia tahun 1984 yaitu Hastomo Arbi dan beberapa pelatih lainnya seperti Agus Dwi Santoso, Joko Rusmanto, Ellen Angelina.
Laporan: Handry TM, Nugroho - Planet Badminton
Langganan:
Postingan (Atom)