Rabu, 16 Desember 2009

“MOM, YOU ALWAYS IN MY HEART”

0

Sembilan bulan lamanya Ibu membesarkan kita di dalam rahimnya serta dengan penuh pengorbanan bahkan nyawa beliau pertaruhkan demi ingin melihat kita hidup di dunia ini. Dan kini 16 tahun beliau telah merawat dan membesarkan diriku dengan penuh kasih sayang.
Setiap anak pasti mendambakan seorang ibu untuk selalu di sisinya, begitu juga dengan diriku. Bahkan kita sering mendengarkan bahwa “Surga ada di telapak kaki Ibu”. Namun ketika seorang Ibu sudah berada di sisi kita, kita pun sering melukai hatinya bahkan seorang Ibu mirip sebagai seorang pembantu. Ini yang kini Aku alami hingga saat ini pun Aku belum bisa membanggakannya. Seberapa bodohnya diriku??? Padahal di luar sana, banyak anak yang menanti seorang Ibu untuk selalu berada di sisinya.
Aku pun pernah berfikir bagaimana seorang Ibu tidak berada di sisi kita, Aku pun merasa hidupku tidak akan nyaman, tidak ada yang bisa lebih memperhatikan kita. Aku tahu Ibuku bukan seperti Ibu lainnya, beliau tidak begitu bisa memasak. Aku menyadari itu karena Aku tahu bahwa Ibuku adalah anak sulung dari 4 bersaudara sehingga ketika dulu beliau dimanja, namun Aku salut atas semua jasa-jasa yang telah diberikan karena beliau mampu mengerjakan semua pekerjaan rumah tanpa bantuan dari orang lain. Bahkan hingga saat ini pun beliau masih sempat untuk menyucikan semua pakaian kotorku. Ya allah sungguh durhaka diriku ini. Namun Aku belum juga membalas kasih saying yang diberikan. Hingga saat ini Aku hanya bisa membuatnya marah dan kecewa. Seorang Ibu pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya, ada sepatah kata yang tersimpan dalam benakku “Ibunya bodoh nggak apa-apa yang penting anaknya pinter, kita mencari uang untuk kamu, belajar yang rajin”.
Ada pengalaman yang membuktikan bahwa Ibu memang sangat sayang kepada kita dan takut kehilangan kita. Dulu waktu Aku masih duduk di bangku SMP kelas 2, Aku mengalami kecelakaan yang lumayan parah sehingga Aku dirawat di UGD. Ketika baliau memasuki ruang UGD tersebut, beliau mengeluarkan air mata, baru saat itu Aku melihat Ibuku menangis di hadapanku. Aku sadar bahwa beliau sangat menyayangiku dan tidak ingin kehilangan diriku.
Just for my mom : Ibu, Aku belum bisa membanggakanmu, Aku belum bisa membuatmu senang. Ibu, Aku yakin suatu saat nanti aku pasti bisa membanggakanmu. Maaf jika hingga saat ini Aku hanya bisa membuatmu kecewa. Mom, You always in my heart!!! I love you so much……..SELAMAT HARI IBU!!

Rabu, 25 November 2009

GURUKU SEMANGATKU

0
selama 12 tahun aku sudah mengalami bagaimana rasanya menjadi seorang murid dari TK sampai saat ini aku duduk di bangku kelas 2 SMA. banyak pengalaman menarik yang dapat aku ambil dari semua itu dari dimarahi guru, mengerjai guru sampai disayang guru, semua itu telah terukir dalam benakku. awalnya aku termasuk seorang yang pemalu saat duduk di bangku Sekolah Dasar, namun kini berubah aku merupakan sosok seorang yang bisa dibilang gadis agak pemberani. semua itu berkat jasa para guru-guruku, dari banyaknya guru yang telah mengajarkannku, ada sosok guru yang dapat merubah aku seperti ini, beliau adalah bapak Dadija Oetomo.

Bapak Dadija Oetomo adalah guruku saat aku duduk di bangku kelas 2 SMP. beliau sosok guru yang tegas , disiplin dan berwibawa.beliau guru olahraga dan fisika serta saat itu beliau menjadi wali kelasku. beliau telah mengajarkanku bagaiman menjadi seorang yang berani dalam melakukan sesuatu. walaupun beliau mempunyai wajah yang galak tapi sesungguhnya dibalik semua itu penuh dengan keinginagn merubah muridnya menjadi sosok yang diinginkan, disamping itu beliau juga sosok yang humoris dan mempunyai pengetehuan yang begitu luas. aku sangat suka dengan jiwanya itu . ada sebuah pengalaman dimana saat itu pelajaran kesenian dalam sekelas dibagi menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri atas 3 orang anak , karena ada salah satu anak yang tidak masuk sehingga ada satu kelompok yang terdiri dari 2 orang. namun saat sebuah kelompok yang terdiri dari 2 kelompok ini disuruh maju pertama ke depan untuk menyanyikan lagu mars SMP, tidak aa yang maju karena tidak ada yang mau menjadi kelompok tersebut, akhirnya tanpa basa-basi beliau langsung menyuruh kami untuk pulang saja karena saat itu pelajaran trakhir. dengan berat hati kami pulang. dalam benak kami semua sadar bahwa kebersamaan itu perlu tanpa melihat siapa sosok teman itu dan harus ada jiwa pemberani. besoknya kami meminta maaf pada beliau dan kami mendapat hikmah dibalik semua itu.

ini adalah pengalaman bersama guruku Bapak Dadija Oetomo yang dapat merubah sosokku dari pemalu menjadi pemberani. TERIMA KASIH ENKAU TELAH MERUBAHKU MENJADI SEPERTI INI....DIRIMU TAKKAN AKU LUPAKAN SEUMUR HIDUPKU!!!!!!!

Rabu, 11 November 2009

KOKOH MENCETAK GENERASI JUARA ATLET BULUTANGKIS MASA DEPAN INDONESIA

0
Perekrutan Atlit PB Djarum

Audisi Kawah Candradimuka

Dalam dunia bulutangkis, PB Djarum merupakan kawah candradimuka untuk mencetak atlit-atlit bulutangkis berkualitas. Melalui PB Djarum inilah, lahir pebulutangkis handal yang mengharumkan nama Indonesia di dunia bulutangkis seperti Christian Hadinata, Liem Swie King, Ivana Lie, Hastomo Arbi, Hariyanto Arbi, Eddy Hartono, Fung Permadi, dan lain-lain. Tak heran bila perekutan bagi tim bulutangkis PB Djarum sudah menjadi agenda tahunan, dan diharapkan mampu mencetak atlit yang handal serta mengharumkan kembali nama tim bulutangkis Indonesia di jagad bulutangkis.

Bertempat di GOR Djarum, Jati, Kudus, Sabtu (5/7) berlangsung kegiatan perekutan bagi anggota PB Djarum. Tercatat jumlah pesertanya mencapai 445 orang, yang mana ada peningkatan sebanyak dua kali dibandingkan tahun lalu. Sedangkan yang lolos seleksi pada hari pertama sebanyak 82 orang. Mereka terdiri 52 laki-laki dan 30 perempuan. Jumlah ini akan menyusut sampai seleksi akhir Jumat (11/7). "Dalam merekut kami tak punya target jumlah peserta, yang penting bagus tentu akan kami ambil," kata Bapak FX Supanji Ketua PB Djarum. Mereka yang direkrut untuk digembleng di PB Djarum adalah atlit berusia antara 11-14 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan bila ada atlit usianya diatas 14 tahun tetapi memiliki prestasi yang bagus di PB lain, untuk diterima menjadi penghuni PB Djarum di Kudus. "Asalkan sesuai prosedur yang telah ditetapkan dari PBSI, istilahnya mutasi transfer," tambah Pak Panji.

Lantas mengapa yang dipilih adalah atlit berusia maksimal 14 tahun? "Karena kami ingin mengadakan pembibitan dari yang kecil dulu, kalau usianya sudah 15 tahun biasanya untuk mereka yang berprestasi," jelas Pak Panji. Selanjutnya Pak Panji berharap dengan adanya kaderisasi berupa pembibitan atlit di lingkungan PB Djarum, maka nantinya akan mencetak pebulutangkis unggul dan berprestasi serta bulutangkis bisa menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. "Walaupun kemarin Tim Piala Thomas dan Uber gagal, namun animo masyarakat kita terhadap bulutangkis masih cukup tinggi, terbukti dengan meningkatnya jumlah pendaftar di PB Djarum ini jumlahnya mencapai dua kali lipat dari tahun lalu," tandas Pak Panji.

Meskipun setiap tahun merekut anggota baru, namun pembinaan yang dilakukan para pelatih di PB Djarum juga terus diinovasi misalnya mengenai pengenalan teknik, mental, dan fisik. Sementara itu Kepala Admin PB Djarum, Bapak Eddy Prayitno menjelaskan bahwa tidak cuma inovasi terhadap pelatihan bagi tim PB Djarum, melainkan PB Djarum perlu meneliti tim pelatih agar nantinya bisa menularkan ilmu berguna bagi atlit didikannya. "Kalau soal teknik, atlit bulutangkis sudah cukup memahami, tetapi motivasi mereka masih kurang, dan kini bagaimana para pelatih bisa membangkitkan motivasi para atlit PB Djarum agar mereka tidak melempem lagi," tegas Pak Eddy Prayitno.

Kiat PB Djarum untuk mencetak atlit-atlit nasional yang berkualitas, merupakan tantangan tersendiri. Menurut Pak Eddy Prayitno untuk mencetak pemain handal seperti Maria Kristin misalnya, membutuhkan waktu sekitar 10 tahun dari saat awal bergabung di PB Djarum untuk bisa sukses seperti pada masa sekarang ini. Itulah target yang harus dicapai PB Djarum untuk para pebulutangkisnya. PB Djarum sendiri juga melibatkan pelatih bulutangkis asal China yaitu Fang Kai Xiang, disamping pelatih yang juga mantan pahlawan Piala Thomas Indonesia tahun 1984 yaitu Hastomo Arbi dan beberapa pelatih lainnya seperti Agus Dwi Santoso, Joko Rusmanto, Ellen Angelina.

Laporan: Handry TM, Nugroho - Planet Badminton
 

Friends

Blog List